Copyright Text

Stop hanya copy paste, baca-telaah-sadur-dan cantumkan URL.

The content is under copyright, so please attach the URL to your references, stop copy and paste right now.

Thank you.

Tuesday, September 24, 2013

Jogja dan seisinya yang istimewa

Hari tepat tanggal 27 Agustus 2013. UGM akan mewisuda 1717 mahasiswa tingkat strata satu. Hari itu merupakan hari prestige, unforgettable memories, dan paling menggembirakan bagi para wisudawan. Untuk periode wisuda Agustus 2013 ini wisudawan yang memiliki indeks prestasi komulatif paling tinggi adalah mahasiswa dari jurusan teknik sipil dengan IPK 4. Salah satu dari wisudawan yang diwisuda kali itu adalah saya, Reno Gigih Febrianda, Jurusan Ilmu Hama dan Penyakit Tumbuhan, Fakultas Pertanian. Sungguh sangat menggembirakan saya bisa menjadi salah satu wisudawan. Setelah melaksanakan serangkaian acara wisuda baik di kampus UGM maupun di Fakultas banyak petuah yang diberikan baik dari Rektor UGM maupun Dekan Fakultas Pertanian, berberapa antara lain : jangan melupakan almamater, jadilah insan yang berguna bagi masyarakat, dan menjadi insan yang berbakti bagi nusa bangsa dan agama. Sepenggal kalimat itu mungkin bisa menjadi dasar dalam mengarungi masa depan. 
Tidak jarang kisah bahagia diiringi rasa sedih. Hal ini juga dikarenakan untuk mulai saat ini aku akan meninggalkan jogja dan siisinya untuk kembali ke tanah kelahiran, Lampung. Jogja yang sudah aku kenal selama hampir 4 tahun ini, sepertinya akan sangat sulit sekali untuk dilupakan, bagaimana saat awal aku tiba di Jogja, saat-saat kuliah, main, dan bahkan segala makanan khas yang ada disini, serta berbagai kebudayaan yang ada. Rasanya sangat naif kalau bisa mengatakan bahwa meninggalkan Jogja itu biasa saja, karena Jogja itu Istimewa, semuanya istimewa, kota penuh kenangan. Di tempat ini pula aku bisa mengenal semua kawan dari hampir seluruh penjuru daerah di Indonesia.
Untuk yang terakhir aku ingin katakan, bahwa ini semua tidaklah dapat terjadi tanpa bantuan bukan sekedar teman, sahabat, sosok yang selalu ada untuk aku. Dia aku kenal tepat ketika aku sudah hampir 2 tahun di Jogja. Dia seolah dapat menjadi sosok ibu yang selalu dapat mengingatkan aku hal-hal kecil, mengingatkan untuk solat, makan, dan yang paling ekstrem membangunkan aku dikala masih tertidur lelap. Dia juga bisa menjadi sosok teman dan sahabat untuk tempatku mencurahkan segala keluh kesah selama ini, segala perasaan. Dia juga menjadi bisa menjadi kawan petualangku yang sangat bersedia untuk menemaniku kemana saja, entah itu jalan-jalan, wisata kuliner, sekedar nongkrong, ataupun yang lain. Terimakasih wenny ismayanti, atas semuanya, curahan perhatian, kobaran semangat, serta khusu’nya doa mu yang telah membantuku, sehingga aku bisa menyelesaikan studi ini tepat pada waktunya. Sungguh mustahil aku tidak sedih bahkan menangis untuk ini semua, segala kenangan bersamamu selama di Jogja akan terus tersimpan. Satu hal yang mungkin bisa aku sampaikan adalah jangan khawatir, kita akan berjumpa lagi dilain kesempatan, ditempat yang istimewa, dihari istimewa dan tidak terlupakan oleh kita berdua. Wenny lanjutkan perjuangan kita.


Salam reno.

No comments:

Post a Comment